Ubah Lack of Ownership Jadi Ownership Culture dengan 9 Strategi Ini
Pernah bertanya-tanya, apa kunci dari keberhasilan proyek development? Salah satunya ada di tim yang bertanggung jawab.
Tapi, apa jadinya kalau tim developermu tidak bertanggung jawab terhadap tugas mereka? Hal ini disebut lack of ownership. OnXP bakal gali lebih dalam tentang lack of ownership, akibatnya, dan solusi yang tepat. Cek sampai habis, ya!
Lack of Ownership
Lack of ownership, atau kurangnya rasa kepemilikan dalam proyek seringkali terjadi di beberapa perusahaan, dan biasanya sudah mengakar dalam budaya dan proses perusahaan.
Ketika rasa kepemilikan ini tidak ada, setiap tim developer cenderung saling menyalahkan satu sama lain, yang dapat berujung pada masalah serius bagi perusahaan, seperti keterlambatan proyek, penurunan kualitas produk, dan hilangnya kepercayaan dari stakeholder.
Ancaman Lack of Ownership bagi Perusahaan
Pada perusahaan kecil, lack of ownership mungkin tidak terlalu berdampak besar. Namun, ketika tim developer mulai berkembang dan jumlah kode berkualitas tinggi semakin banyak, lack of ownership bisa menimbulkan dampak serius.
Dengan banyaknya proyek yang harus dikelola, mustahil bagi setiap developer untuk memahami semua kode yang ada. Berikut adalah beberapa dampak serius yang bisa timbul akibat lack of ownership.
Tim Developer Saling Menyalahkan
Tanpa adanya rasa kepemilikan yang jelas atas proyek atau bagian kode tertentu, saat masalah muncul – seperti bug yang tidak terdeteksi, fitur yang tak berjalan sesuai harapan, bahkan sampai gagal menyelesaikan proyek sesuai deadline, tim developer pun akan saling menyalahkan. Hal ini terjadi karena mereka merasa tugas tersebut bukan bagian dari tanggung jawab mereka.
Kualitas Produk Menurun
Kadang, proyek yang keliatannya sempurna justru bisa terancam gagal tanpa disadari, di mana bug berkeliaran dan fitur-fitur tak berjalan sesuai harapn. Ini bukan cuma masalah teknis, tapi jadi tanda kurangnya rasa kepemilikan di dalam tim. Akhirnya, kualitas produk pun jadi terancam.
Menyebabkan Legacy Code
Tim developer mana yang tak tahu legacy code? Ini adalah istilah di mana sebuah kode yang sudah ada tapi sudah tak lagi memenuhi standar atau praktik saat ini, dan sering kali menjadi mimpi buruk bagi tim developer.
Ketika tim tak punya rasa kepemilikan yang kuat terhadap kode mereka, sejumlah masalah pun muncul, mulai dari kompleksitas kode yang berlebihan yang bikin bug muncul di masa mendatang, kurangnya dokumentasi jadi bikin kode sulit dipahami. Akhirnya, maintain kode jadi sangat sulit, dan menghambat inovasi tim.
Baca selengkapnya tentang legacy code dan cara mengatasinya di sini:
Strategi Mengatasi Lack of Ownership
Walaupun lack of ownership bisa jadi ancaman bagi perusahaan, tapi jangan khawatir!
Ada banyak cara seru untuk membangun rasa kepemilikan di antara tim. Yuk, simak beberapa strategi efektif yang bisa menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan bertanggung jawab!
Bangun Rasa Kepemilikan pada Setiap Anggota
Ajak setiap anggota tim developer agar merasa terlibat dalam setiap tahap proyek. Kamu harus membangun lingkungan agar setiap individu punya rasa tanggung jawab dari awal hingga akhir proyek, jadi bukan cuma beberapa bagian tertentu dari pekerjaan mereka.
Berikan Tugas yang Jelas
Sebisa mungkin, berikan job description yang jelas untuk setiap anggota tim dalam proyek.
Mereka harus mengetahui setiap detail bagian yang menjadi tanggung jawab mereka. Tegaskan kalau kontribusi mereka bisa memengaruhi keseluruhan proyek, jadi, mereka pun akan lebih termotivasi.
Feedback dan Pengakuan
Setiap apresiasi, sekecil apa pun, sangat berarti bagi setiap individu agar mereka lebih termotivasi, terutama jika mereka berhasil menyelesaikan proyek dengan baik. Jadi, jangan ragu untuk merayakan keberhasilan, sekecil apa pun itu, agar semua orang merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkontribusi!
Keterlibatan dalam Proses Pengembangan
Coba terapkan praktik developer yang melibatkan semua anggota tim, misalnya pair programming atau code reviews. Cara ini bisa bikin kolaborasi jadi lebih seru dan membuat setiap orang merasa lebih terhubung dengan kode yang mereka kerjakan.
Tetapkan Tujuan Bersama
Buat tujuan proyek yang jelas dan ajak semua anggota agar berkontribusi. Dengan tujuan yang sama, semua orang akan merasa lebih terlibat dan memiliki rasa kepemilikan kolektif. Tak cuma itu, kerja sama pun jadi lebih seru dan berarti!
Lakukan Retrospektif Secara Rutin
Setelah setiap proyek atau sprint, coba adakan sesi retrospektif untuk ngobrolin apa saja yang berjalan baik, apa yang kurang, dan bagaimana tim bisa berkembang ke depannya. Ini jadi kesempatan buat tim untuk belajar dari pengalaman dan memperkuat rasa kepemilikan bersama.
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Positif
Lingkungan kerja yang suportif dan positif bisa bikin tim lebih nyaman dan puas dalam bekerja. Pastikan setiap orang merasa dihargai dan didukung, jadi mereka bisa terus semangat memberikan yang terbaik!
Berikan Pendidikan dan Pelatihan
Untuk solusi yang menyeluruh, berikan tim developer pelatihan dari OnXP. Di sini, tim professional OnXP akan mengajarkan keterampilan kolaborasi dan manajemen proyek dengan metodologi Agile atau Scrum.
Tujuannya agar tim bisa memahami peran dan tanggung jawab spesifik dalam setiap proyek, agar prosesnya lebih terstruktur dan mengurangi ambiguitas.
Lack of ownership memang bisa jadi penghambat keberhasilan proyek dan menyebabkan beberapa masalah serius. Tapi untungnya, ada strategi tepat untuk mengatasi hal tersebut.