5 Solusi Resistance to Change untuk Tim yang Terjebak Zona Nyaman

5 Solusi Resistance to Change untuk Tim yang Terjebak Zona Nyaman
5 Solusi Resistance to Change untuk Tim yang Terjebak Zona Nyaman - onxp blog

Tim developer yang seharusnya jadi tim yang paling melek teknologi malah terjebak di zona nyaman?

Teknologi terus berkembang dengan sangat cepat, tapi kenyataannya, tak sedikit developer yang menolak perubahan dan memilih bertahan di cara lama.

Masalahnya, penolakan ini bukan cuma menghambat perkembangan tim, tapi juga bisa jadi bencana besar bagi perusahaan.

Bayangkan, bagaimana sebuah perusahaan bisa bersaing kalau tim teknologinya justru alergi inovasi? Penasaran kenapa ini terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, baca artikel ini sampai tuntas!

Resistance to Change (Penolakan Perubahan)

Resistance to change (penolakan perubahan) di kalangan developer itu artinya tim developer ogah atau ragu buat menerima perubahan, entah itu soal teknologi baru, tools, cara kerja, atau proses development yang beda dari biasanya.

Contohnya:

  • Masih pakai teknologi lama: Karena udah nyaman, mereka malas belajar teknologi baru.
  • Enggan mencoba metode baru: Misalnya, dari metode waterfall ke agile atau DevOps, yang katanya ribet atau tidak cocok.
  • Menolak praktik yang lebih baik: Kayak code review, testing otomatis, atau refactoring, karena dianggap cuma buang waktu.
  • Takut keluar zona nyaman: Ada rasa takut kalau perubahan bikin kerjaan makin berat atau bikin bingung.
Resistance to Change (Penolakan Perubahan) - onxp blog

Akibat Tim yang Menolak Perubahan

Ketika tim menolak perubahan, dampaknya bukan cuma dirasakan di level individu, tapi juga bisa merembet ke kinerja tim dan perusahaan secara keseluruhan. Yuk, pahami apa saja akibatnya dan kenapa penting untuk keluar dari zona nyaman!

Technical Debt

Technical debt ini kayak utang yang terus numpuk karena dibiarkan begitu saja. Karena masalahnya tidak diselesaikan sampai tuntas, bug yang sama terus muncul. Jadinya? Kerjaan tim cuma muter-muter di situ saja, dan jadilah utang teknologi yang menumpuk.

Tim yang ogah pindah ke teknologi atau framework terbaru cenderung “terjebak” dengan alat yang sudah tidak relevan. Hal ini malah bikin kode jadi susah diutak-atik, dan kalau mau upgrade, prosesnya bakal ribet dan makan waktu.

Pahami lebih dalam tentang technical debt di bawah ini:

Technical Debt Merugikan Perusahaan? Ini Cara Mengatasinya!

Hilangnya Daya Saing Perusahaan

Di dunia teknologi, adaptasi itu hukumnya wajib. Kalau tim developer ogah berubah dan tetap nyaman dengan cara lama, perusahaan bisa ketinggalan jauh sama kompetitor yang lebih cepat mengadopsi teknologi atau metode baru.

Lama-lama, pelanggan pun bisa berpaling ke mereka yang lebih inovatif dan up-to-date. Makanya, menolak perubahan itu bukan cuma bikin tim mandek, tapi juga bikin perusahaan susah bersaing di pasar.

Sistem Keamanan Jadi Terancam

Teknologi yang tidak update pertahanannya jadi rapuh, dan jadi sasaran empuk buat serangan kayak malware, hacker, atau pencurian data. Kalau tim developer menolak upgrade sistem, data penting perusahaan bisa bocor, dan itu bakal jadi mimpi buruk buat semua orang.

Inovasi Jadi Stagnan

Kalau tim terus-terusan nyaman di tempat yang itu-itu aja, kreativitas mereka bakal mandek. Menolak perubahan bikin mereka jarang mikir di luar kotak, apalagi mencoba solusi baru atau bikin produk yang beda dari yang lain.

Akibatnya, perusahaan bisa kehilangan peluang emas buat memberikan nilai tambah ke pelanggan. Padahal, inovasi itu kunci biar tetap relevan dan unggul di pasar.

Solusi Resistance to Change

Pesatnya perkembangan teknologi seringkali jadi tantangan dalam tim, terutama tim yang menolak perubahan. Tapi sebenarnya, ada banyak cara untuk mengatasinya. Yuk, segera cari tahu solusinya sebelum jadi hambatan buat tim dan perusahaan!

Cari Tahu Alasannya

Masalah itu harus diselesaikan dari akarnya. Kalau tim developermu menolak perubahan, cari tahu dulu kenapa mereka menolak.

Beberapa alasan umum biasanya karena takut kehilangan kontrol, terlalu nyaman dengan kebiasaan lama, kurang percaya, atau tidak paham manfaat dari perubahan itu sendiri.

Nah, kamu bisa coba pakai survei, wawancara, atau open discuss buat mendengarkan pendapat mereka. Kalau mereka bisa speak up tentang apa yang jadi kekhawatiran mereka, tim pun bakal lebih merasa dihargai dan perlahan rasa takut atau ragu mereka bisa berkurang.

Jelaskan Visi Perubahan

Kalau akar masalahnya sudah jelas, kamu bisa mulai jelaskan visi perubahan. Jelaskan apa perubahan yang mau dilakukan, kenapa itu penting, gimana dampaknya ke tim, dan apa hasil yang diharapkan.

Biar lebih meyakinkan, kamu juga bisa cerita contoh sukses, pengalaman orang lain, atau manfaat yang bakal mereka dapat. Komunikasi yang jelas ini bikin tim jadi tahu arah yang mau dituju dan lebih semangat buat jalan bareng.

Ajak Tim Ikut Andil

Biar perubahan lebih diterima, libatkan tim dari awal. Minta ide, masukan, atau saran mereka, lalu pakai itu buat bikin rencana. Kasih juga tanggung jawab tertentu biar mereka merasa punya peran penting. Dengan begitu, mereka lebih semangat dan merasa perubahan ini juga bagian dari usaha mereka.

Sediakan Training

Mengadakan training untuk tim developer itu penting banget. Contohnya, training dari OnXP yang membantu tim memahami kenapa perubahan itu penting dan manfaatnya dalam jangka panjang. Selain itu, OnXP juga membekali tim dengan tools dan metodologi agile yang lebih up-to-date.

Kalau tim masih ragu atau takut karena belum paham, OnXP punya solusi berupa pelatihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Dengan begitu, tim jadi lebih siap dan percaya diri menghadapi perubahan.

Apresiasi Usaha Tim

Last but not least, jangan lupa kasih apresiasi buat tim yang sudah mau diajak menerima perubahan. Bisa kasih berupa pujian, penghargaan, insentif, atau bonus. Dengan apresiasi, tim bakal lebih semangat, punya sikap positif terhadap perubahan, dan termotivasi buat terus berkembang.

Persiapkan tim-mu untuk menghadapi pesatnya perkembangan teknologi!

Gabung Training OnXP

Read more